Pengukuran beban kendaraan di Indonesia sampai dengan saat ini dilakukan secara statis dengan jembatan timbang dan secara dinamis dengan teknologi WIM yang dipasang pada perkerasan. Metode-metode ini tidak dapat melakukan pengukuran secara optimal dan memiliki durabilitas yang rendah. Oleh karena itu, diperlukan teknologi pengukuran beban kendaraan yang lebih optimal dengan durabilitas yang tinggi.
Untuk menjawab tantangan ini, salah satu teknologi yang berkembang saat ini dan dapat digunakan adalah pemanfaatan jembatan sebagai instrumen pengukuran beban kendaraan bergerak (Bridge Weigh-in-motion). Instrumen sensor dipasang pada elemen jembatan untuk digunakan untuk mengukur respon elemen tersebut terhadap beban lalu lintas yang dikonversi menjadi besaran beban lalu lintas itu sendiri.
Dalam praktik pengukuran WIM, dengan instrumentasi pada jembatan, kendaraan yang ingin menghindari terukurnya berat akan kesulitan karena jembatan tidak dapat dihindari. Lain halnya dengan WIM pada perkerasan yang akan tidak akurat jika pengemudi menggeserkan kendaraannya ke bahu jalan untuk menghindari sensor WIM yang kasat mata pada perkerasan.
Instalasi sensor WIM Bridge
Parameter yang dapat diukur dari sistem ini antara lain Berat total kendaraan, Berat Sumbu Kendaraan, Jarak antar Sumbu Kendaraan, Kecepatan kendaraan. Data-data tersebut dapat diolah menjadi informasi yang dapat digunakan untuk kebutuhan perencanaan, penegakan peraturan batasan beban, dan keperluan operasional dan perawatan infrastruktur jalan dan jembatan. Fungsi jembatan data bertambah dari sekadar infrastruktur penghubung lalu lintas darat melintasi suatu hambatan, menjadi instrumen untuk mengukur beban dan jumlah kendaraan secara bergerak juga instrumen untuk monitoring kondisi kesehatan jembatan itu sendiri. Beberapa keunggulan dari teknologi ini antara lain Cukup akurat untuk mengukur berat GVW (Gross Vehicle Weight), Single Axe Weight dan Axle Group Weight, Mudah dipasang, tanpa mengganggu lalu lintas karena dipasang di bagian bawah jembatan, Portable, dapat dipindahkan dari satu jembatan ke jembatan lainnya, tanpa mengganggu akurasi pengukuran, dan Mendukung pemeriksaan keamanan jembatan
Pelaksanaan kalibrasi WIM Bridge
Pada tahun 2017, Pusjatan telah melaksanakan instalasi sistem WIM Bridge di Jalan Nasional Pantai Utara (Pantura) Jawa Tengah yaitu di Jembatan Pawiro Baru B, Weleri yang terletak pada ruas jalan Batas Kab. Batang – Weleri (009), KM SMG+48.03. Dari proses kalibrasi didapatkan tingkat akurasi sistem adalah 95% untuk parameter berat total kendaraan, atau jika mengacu pada standar terkait akurasi sistem WIM Eropa yaitu COST 323, sistem ini masuk pada kelas akurasi A(5). Pengukuran dilakukan secara real time selama 24 jam setiap hari selama satu tahun. Berikut merupakan contoh halaman pemantauan data pengukuran secara langsung (live monitoring).
Tampilan monitoring online sistem WIM Bridge